1. Batik Tulis,batik ini di buat dengan tangan menggunakan bantuan alat bernama canting.Batik tulis ini dapat dipastikan tidak ada perulangan bentuk dan ukuran motif yang sama persis karena pengerjaan menggambar memakai tangan, warna yang dihasilkan tembus di sisi lainnya hingga jika dibolak-balik warnanya tetap sama. Batik tulis juga memliki aroma yang khas, sulit untuk mengungkapkannya.Cara pembuatan Batik Tulis ini sendiri terbagi menjadi 3 yang menjadikan tiap batik unik,di antaranya :
a. Pembuatan Batik Tulis Secara Tradisional
Proses pembuatan batik tulis secara tradisional hanya menggunakan pewarna
biru indigo dan soga dengan melewati 7 tahapan pembuatan, yaitu:
> Mbathik atau Nglowong, yaitu membuat pola pada kain dengan menempelkan malam menggunakan
canthing tulis. Nglowong pada sebelah kain disebut juga “ngengreng” dan setelah selesai dilanjutkan
dengan “nerusi” pada sebelah lainnya. Malam klowong yang digunakan pada proses ini tidak boleh
bertekstur terlalu ulet agar nantinya mudah dikerok.
> Nembok, yaitu menutup bagian-bagian pola yang akan dibiarkan berwarna putih menggunakan malam.
agar jangan merembes ke bagian
yang ditembok. Malam tembok harus memiliki tekstur kuat dan ulet.
> Medel, yaitu mencelup kain yang telah diberi malam kedalam
pewarna untuk memberikan warna dasar.
Pada zaman dahulu, warna dasar ini adalah warna biru tua
menggunakan bahan pewarna Indigo (bahasa
jawanya adalah tom). Bahan pewarna ini tebilang sangat lambat untuk
diserap oleh kain, sehingga harus dilakukan berulang kali.
> Ngerok dan Nggirah, yaitu menghilangkan lilin dari bagian-bagian
yang akan diberikan warna soga.
Biasanya proses ini menggunakan alat yang dinamakan cawuk (semacam pisau tumpul).
Mbironi, yaitu menutup bagian-bagian yang akan tetap berwarna biru. Proses ini dilakukan pada kedua
sisi kain.
> Nyoga, yaitu mencelup kain kedalam pewarna soga. Sebagaimana Medel, proses ini jika menggunakan
pewarna alam juga harus dilakukan secara berulang dan setiap kali selesai pencelupan maka harus
dikeringkan di udara terbuka.
> Nglorod, yaitu menghilangkan lilin batik menggunakan air mendidih.
b. Pembuatan Batik Tulis Secara Kesikan / Lorodan
Secara umum proses pembuatan batik tulis secara kesikan / lorodan adalah sama dengan proses pem-
berbeda pada langkah ke 4, yaitu proses meng-
hilangkan lilin setelah mengalami pencelupan
pertama. Pada pembuatan batik tulis secara
kesikan / lorodan,penghilangan malam pertama itu
dilakukan dengan proses nglorod sehingga meng-
hasilkan apa yang
disebut “kelengan”. Setelah menjadi “kelengan”,
selanjutnya (langkah kelima) melewati proses
penutupan bagian-bagian yang akan tetap
berwarna biru yang dinamakan proses ngesik.
c. Pembuatan Batik Tulis Secara Pesisiran / Pekalongan
Sebagaimana kita ketahui, batik pesisiran / Pekalongan memiliki pewarnaan yang beraneka ragam. Proses
pewarnaan dalam pembuatan batik tulis secara pesisiran / Pekalongan tidak seluruhnya dilakukan dengan
cara pencelupan. Pewarnaan pada bagian tertentu pola dilakukan dengan menyapukan zat pewarna
(nyolet), sehingga dapat dilakukan pewarnaan secara serentak dengan berbagai macam warna. Secara
umum proses pembuatan batik tulis secara pesisiran / Pekalongan melewati 10 tahapan sebagai berikut:
> Mbathik atau Nglowong
> Nyolet, yaitu pemberian warna pada bagian-bagian tertentu pola dengan cara menyapukan zat pewarna
pada bagian-bagian tersebut.
> Nutup, yaitu menutup bagian yang telah dicolet menggunakan malam
> Ndhasari, yaitu mencelup latar pola dengan zat pewarna yang dikehendaki
> Menutup Dasaran, yaitu menutup bagian-bagian latar pola yang sudah diwarnai dengan malam agar tetap
warnanya pada proses selanjutnya.
> Medel
> Nglorod, seperti pada proses pembuatan batik tulis secara kesikan / lorodan, proses ini menghasilkan
“kelengan” tetapi perbedaannya adalah “kelengan” yang dihasilkan adalah “kelengan berawarna”
> Nutup dan Granitan, yaitu menutup bagian-bagian yang telah diberi warna dan bagian yang akan
dibiarkan tetap putih serta membuat titik-titik putih pada garis-garis diluar pola yang disebut dengan
granit.
> Nyoga
> Nglorod
2. Batik Cap
Batik cap merupakan kain yang digambar dangan motif dan corak batik yang menggunakan cap atau stempel yang terbuat dari tembaga. Proses pembuatan batik cap sangat cepat hanya memerlukan waktu 2 hingga 3 hari, jauh lebih cepat dibandingkan dengan batik tulis yang memerlukan waktu 2 hingga 3 bulan.Batik cap memiliki motif yang simetris dan teratur, warna yang dihasilkan juga tembus namun sedikit buram.
3. Batik Printing / Sablon
Pembuatan batik printing dengan cara mencetak motif batik diatas kain yang kemudian dilanjukan dengan
pewarnaan seperti proses sablon. Karena demikian, batik printing juga disebut batik sablon.Batik printing
motifnya lebih rapi dan tidak tembus karena proses pewarnaanya hanya sekali di satu sisi kain.
Batik tulis diproduksi sangat terbatas, dikerjakan pada selembar kain dengan ukuran ± 1,2 meter X 2 meter saja, orang-orang mengenalnya dengan sebutan "jarik". Batik printing diproduksi dengan jumlah banyak karena menggunakan mesin modern, sehingga lebih mirip produksi tekstil. Sedangkan batik cap juga dapat diproduksi dengan jumlah banyak, namun tidak sebanyak batik printing. Pengerjaannya pada kain dengan ukuran yang sama dengan batik tulis.Hal itulah yang menyebabkan batik tulis harganya jauh lebih mahal daripada batik-batik jenis lainnya.Untuk Macam - Macam Batik yang ada di Indonesia akan saya tulis di Postingan selanjutnya..Bangga memakai Batik Indonesia!!!